Minggu, 07 Oktober 2012

What is LOVE ?

<-- Chapter 4
Prev: Di tengah-tengah indahnya bunga sakura, tampak 2 orang anak-anak. Yang satunya menangis, dan yang satunya mencoba menenangkannya. Dengan lembutnya ia berkata " aku akan berada di sampingmu "
Warning!
Chapter 5

" -ga.. Oga.. "

" A- APA YANG KAU LAKUKAN!!!!! "

~Flashback~

Hilda yang menaiki tangga meninggalkan Oga di ruang keluarga melesat ke tempat Beel yang menangis. Hilda menggendong Beel dan bernyanyi dengan amat lembut. Setelah Beel sudah agak tenangan, Hilda meletakan Beel di atas kasurnya Oga. 

" Oh, buku ku tertinggal di ruang keluarga " seru Hilda yang baru saja teringat akan buku yang ingin ia baca. Tapi, masalahnya, di ruangan itu masih ada 'masalah'. " Merepotkan " desah Hilda. Otaknya kini bertarung, antara 'iya' atau 'tidak'. Hingga, pada titiknya, ia memutuskan untuk mengalahkan 'masalah' itu meski harus membuang-buang energinya.

Dengan tenang, Hilda turun ke tempat pertempuran yang tadi habis di pakai. Saat di tangga, dia mengintip ruang keluarga. Tidak ada tanda-tanda 'masalah'. Hilda pun lega karena tak harus meladeni 'masalah'. 

Sesaat, Hilda tak percaya akan takdir. Oga sedang tertidur. Tapi, apa hubungannya dengan takdir? lihat saja, Oga tertidur sambil berjalan. Bukan. Tertidur sambil memeluk Hilda yang baru saja datang. Mengapa bisa? tanyakan saja pada orangnya. Pikiran Hilda sesaat sudah kacau balau. Tubuhnya tak ingin berpindah posisi. " L-L-Lepaskan.. " bisik Hilda dengan muka yang sangat merah.  Kami-sama, tolonglah aku.. itulah yang ada di pikiran Hilda sekarang. Sepertinya, kami-sama tidak mendengar.

Malahan, Oga memeluk Hilda makin erat. Ia dapat merasakan dengusan nafas Oga yang tenang. Tangannya yang besar membuat hangat tubuh Hilda yang sedang ia lilit.  Mengapa ia tak marah? mengapa ia berpikir kalau Oga membuat tubuhnya hangat? seingatnya, walaupun orangtua dia memeluknya, tak pernah ia merasakan hangat ini. Hangat kasih sayang. Pikiran Hilda sekarang sudah benar-benar kacau. " Ume.. " bisik Oga. Hilda yang mendengar nama itu mukanya berubah lembut " nani? Oga.. " balas Hilda sambil memeluk kembali Oga. Tatapannya masih lembut.

Hingga beberapa saat, Hilda menyadari sesuatu. Tatapannya berubah lagi. Menjadi tatapan dingin. " Oga.. Oga, Oga.. Oga.. " panggilnya berkali-kali hingga, dia membuka matanya. Oga melihat Hilda tepat di depan mukanya. Wajah Hilda menjadi begitu indah saat kau lihat lebih dekat. Expresi Hilda sangatlah tenang. Tubuh Hilda yang sangat dekat dengan dia membuat dia sangat hangat. Mata emeraldnya- tunggu apa yang dia pikirkan? mengapa- Barulah ia sadar akan posisi yang ia miliki. 

Dengan teriakannya, Oga bernaung " A-APA YANG KAU LAKUKAN!!! " 

~End of Flashback~

" A-a-a-a-a-a-a-a-a-a-a-pa y-y-y-y-yang kau lakukan? " tanya Oga sambil menunjuk-nunjuk Hilda. " Seharusnya aku yang bertanya " balas Hilda. " Bohong! mana ada yang tahan akan mukaku yang ganteng ini! " jawab Oga yang terlihat ada bunga-bunga di sekitar Oga. " Trash " jawab Hilda. Saat itu juga, bunga-bunga yang ada di sekitar Oga hancur seketika. " Kau ingin cari ribut hah?! " balas Oga. " So? " balas Hilda yang menyeringai di ikuti dengan nada coba-kalau-kau-berani. Melihat itu, Oga merasa tertantang. " AKAN KU BERI PELAJARAN YOU BITCH!!!!!! "

Seketika itu, dua demon berpesta lagi. Berpesta hura-hura. Dengan rumah yang acak-acakan. Tetapi, pada saat sudah memuncak- " pesan antar kilat datang~ "

Hancurlah sudah pesta mereka. Di ganggu oleh setan kecil yang berani-beraninya memecahkan kaca rumah mereka. " Ini, pesanannya, bolehkah aku minta tanda tangannya~ " kata Deliver itu sambil menunjukan daftar tanda tangan kepada Hilda. " Ini dari Demon Lord? " tanya Hilda sambil tanda tangan. " iya~ " setelah itu, dia pergi karena urusan di dunia manusia sudah selesai.

" Apa ini? " tanya Oga saat melihat sebungkus kotak yang kecil. " Entahlah " jawab Hilda lalu mengambil kotak itu. " Sebaiknya kita membuka saat Bocchama sudah terbangun " jelas Hilda sambil menyimpan kotak itu.

2 komentar: