Kamis, 23 Agustus 2012

Need You, Hate You!

<-- Chapter 5                                                                                              Chapter 7 -->
Prev:Oga dan seluruh teman dan musuhnya pergi ke taman bermain. Hilda dan temannya, Rikuo dan Tsurara, juga pergi ke taman bermain. Tanpa sengaja, Oga dan Hilda bertemu.
Warning!
Chapter 6

- Oga & Hilda POV -

"..ga.. Oga!" panggil seorang " ayo, sudah sampai " lanjutnya sambil menarik-narik bajuku. " Tunggu sebentar " jawabku masih mengantuk " kalau tak segera, bus ini akan segera pergi!" katanya dengan muka marah. Akhirnya, aku menyerah dan langsung keluar dari bus tidak lupa membawa barang bawaanku.

" aihh.."

" Ada apa? kau lapar? tunggulah sebentar.. " kataku kepada 'anak'ku sambil mengelus kepalanya. " Kau ingin sekalian makan denganku, Oga? " tanya Aoi, pacarku. " Boleh " jawabku singkat. Setelah itu, aku terdiam. Membiarkan semua orang di sekitarku berbicara. Aku tak ingin menghabiskan banyak energi. Apalagi.. setelah kejadiaan tadi. Pikiranku hanya tertuju pada dia. Dia sedang apa ya kira-kira?

~ oo 00 oo ~

" Hilda-chan, apakah kau baik-baik saja? " tanya Tsurara ".. begitulah " jawabku yang sedang menatap langit malam yang sangat tenang. Ada jeda sebentar " gomen.. " katanya " gara-gara aku.. kau.. bertemu dengannya.. maafkanlah aku, Hilda " lanjutnya lalu menunduk yang menyebabkan mata kuning indah miliknya tertutup oleh poninya. Melihat itu, aku langsung bertindak. " Tak apa.. "kataku sambil mengelus rambut Tsurara " ini bukan salahmu " lanjutku terus mengelus rambutnya. " Apakah kau akan terus mengumpat.. " tiba-tiba saja, terdengar suara bass milik seseorang yang berasal dari belakangku. Tsurara menengok. Aku tetap menatap langit. 

".. Hildegarde " *whoosh..* angin pun lewat di tempat kami menyebabkan rambut kami berdansa dengan angin-angin yang berhembus. Tak lama setelah itu, angin akhirnya berhenti berhembus, rambut kami sudah berhenti berdansa. " Entahlah " jawabku tetap menatap langit.

" Tak baik terus mengumpat, Hilda " sarannya yang sekarang sudah duduk di sebelahku " Aku setuju, Hilda " sahut Tsurara yang juga berada di sampingku. Lebih tepatnya, aku duduk di tengah-tengah. Ada jeda. Cukup lama. " Kalau kau mempunyai beban, bagi-bagilah.. Kita ini, teman bukan " akhirnya Rikuo yang sekarang berwujud Yokai angkat suara " aku setuju, kau selalu mencoba menuntaskan masalah kita, tapi kita.., kau tak pernah mengeluh tentang masalahmu! kami jadinya tak mengerti " terus Tsurara. Tanpa aku sadari, aku tersenyum kecil. Tiba-tiba aku berpikir, mungkin suatu saat nanti, aku takkan mengumpat. Tapi, mungkin lho.

" Yosh! kalau begitu, ayo kita kembali ke dalam! mereka sedang berpesta meriah nih.. " ajak Tsurara sambil berdiri. Tanpa bersuara, Rikuo mengikuti Tsurara. " ne, Hilda, kalau kau tak segera ke sana, kau   takkan mendapat bagian yang seru lho~ " lanjut Tsurara sambil tersenyum. Aku yang melihat itu, langsung berdiri dan meninggalkan mereka " yang terakhir masuk pesta telur busuk! " kataku sambil berlari. Terlihat mereka berdua langsung buru-buru. 

~ oo 00 oo ~

" Oga.., apakah kau baik-baik saja? akhir-akhir ini kau jarang tersenyum " lagi-lagi pertanyaan bodoh di lontarkan kepadaku. Benar-benar bodoh! aku diam saja. " Oga!! kau dengar tidak sih?? " dia mulai marah, Furuichi maksudku. " I dunno " jawabku singkat lalu meminum kopi yang baru saja Aoi buat.

" Sudahlah Furuichi, Oga sedang tak enak badan " bela Aoi " iya, bukan? " lanjut Aoi yang sedang menatapku dengan senyumannya. Aku tak menjawab. Aku setelah itu makan. Beel juga ikut makan. Tentu saja. Tapi.. tetap saja aku memikirkan dia. Perasaan ini tak memudar. Malah semakin meluap.

Orang-orang yang di sekitarku seperti tadi. Tetap mengobrol. Mungkin dunia mereka sedang cerah. Tapi, duniaku kali ini benar-benar suram. Apalagi, saat dia meninggalkanku. Sendirian. Tanpa bilang apa-apa.

" Oi.. Sewer rat! " eh? suara itu..

" Suara milik Hilda. Iya bukan, Oga? " tiba-tiba saja Furuichi bilang seperti itu. Aku tak menjawab. Lalu, mereka meneruskan sesuatu. Sepertinya, sebuah rekaman.

" You bastard! "

" How pathetic you are.. "

" Idiot "

" Dammit "

" Oga, aku hanya bilang ini satu kali saja. Kau adalah satu-satunya keluarga yang di miliki oleh Master di dunia ini "

Mataku membesar mendengarnya. Semua suara itu.. milik Hilda! 

" Kau pasti tahu bukan suara ini " kata Furuichi sepertinya dia mewakili semua orang yang di sini " suara orang yang pernah menjadi ibu Beel. Suara yang pernah menjadi istrimu. Suara dingin yang pernah kau rindukan. Suara orang yang pernah kau cintai. Iya, bukan? " lanjut Furuichi dengan tatapan seriusnya. Aku tak menerima di mana dia bilang 'pernah' akhirnya aku membuka mulut. 

" Bukan 'pernah' ! tapi, 'selalu' ! you, dammit trash! " refleks aku mengeluarkan suara yang begitu kencang dan kau tahulah.. mereka semua tampak kaget. Lalu, mereka tersenyum. Aneh. " Itulah Oga yang kami kenal " kata Furuichi tetap tersenyum. Aku hanya memalingkan muka. Beel sudah tidur setelah dia makan. 

Setelah itu, Furuichi memberikan alat perekam yang barusan di putar " kau boleh memilikinya. Tapi.. kau harus menjaganya! kami sangat susah untuk merekamnya " katanya sambil memutarkan tubuhnya kembali ke dalam pesta. ' Aku benar-benar keren! ' pikir Furuichi. Oga akhirnya keluar, dan pulang ke rumahnya. Tak lupa membawa Beel dan barangnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar