Warning!
-Gaje
-Typo
Beelzebub
...
Hilda & Oga
...
Oga's Side
...
" Kalau kau tidak bertarung selama satu hari... aku akan bersedia "
What? sehari tanpa bertarung? apa dia gila? mana mungkin aku bisa melakukannya! tapi..
" Jika kau tidak bisa, tak apa " katanya sambil melepas cengkramannya lalu berputar balik menuju pintu ke tangga bawah " tapi, aku tak bersedia "
Deg! the heck!!! kenapa sayaratnya harus kayak gitu??
" Baiklah akan ku lakukan! " teriakku sebelum dia beranjak pergi. Angin kencang lewat. Lalu, dia menoleh ke arahku.
Sambil tersenyum dia berkata seperti ini " You can do it, Tatsumi "
Senang rasanya saat dia seperti itu.., dia menjadi sangat manis! walaupun dia ini Demon, dan di kenal dengan kedinginanya.. tapi, kau tahu? sifat sebenarnya adalah kebalikannya. Dia juga kuat. Ahh.., sudahlah jangan banyak menghayal.
Terlihat dia berjalan menuju ke arahku. Lalu dia berlari hingga tiba-tiba saja..
" Kau harus bisa Tatsumi " katanya lembut yang sekarang sedang memelukku dan memendam wajahnya di dada 'six pack' ku ini. Akupun membalas memeluknya. Sangatlah lama kami berpelukan. Tapi.. sangatlah sayang sepertinya moment ini harus segera berhenti saat melihat Berubo mulai bangun dan tampak ingin menangis. Aku segera melepas pelukan kami dan berlari ke arah Berubo.
" Oi, Berubo! jangan menangis! kau ini laki-laki!! " kataku sambil menenangkan dia. Hilda yang melihat itu segera ke tempatku dan menggendong Berubo.
" sstt.. " kata Hilda sambil menengkan Berubo. Tiba-tiba saja dia menyanyi.
Kamikan bersamamu
Di buai mimpi nan indah
Dan doa papa dan mamamu
Tidurlah..
Itulah nyanyiannya. Dia terus mengulanginya hingga Berubo tertidur pulas. Tindakannya membuat dia benar-benar seperti seorang Ibu. Aku terus menatapinya hingga pintu yang aku kunci hancur!
" Hilda-sama~!!! " teriak mereka. Para fansnya Hilda. Shit. Kenapa harus ada mereka sih..
~FlashBack~
" Hilda, apakah kau tak apa-apa? mukamu kelihatan pucat " tanyaku khawatir saat di tengah-tengah pelajaran Saotome. Aku melihat Hilda sedang memegang kepalanya dan mukanya pucat.
" Tak apa " jawabnya. Tetap dengan posisinya itu.
" Ai dabuh.. " sahut Berubo sambil mengelus-elus kepala Hilda. Hilda hanya tersenyum. Lalu, kembali ke posisi awalnya
Aku yang melihat itu diam. Berpikir akan sesuatu dan..
" Aku ingin membawa seseorang yang sedang sakit " kataku dengan gaya coolnya dan tentunya sambil menggendong Hilda. Ala Bridal Style. Tentu saja. Mereka yang di sekitarku kaget. Aku tidak perduli. " oh.. baiklah, sana " setuju Saotome akan izin ala Oga Tatsumi yang gagah nan perkasa ini.
Aku berjalan menuju UKS. Muka Hilda terus merah. " Oga.. bisakah kau.. berlari?... aku tak mau ada yang melihatnya.. " suruhnya. Aku yang mendengar itu langsung mendapatkan sebuah ide. " Tapi.. kau harus bilang ' aku cinta padamu ' kepadaku " syaratku sambil tersenyum dengan gaya coolku. Mukanya memerah. Dengan terbata-bata dia bilang " a-aku.. m-menyukaimu.. "
Ok deh tuan putri! aku akan melesat cepat! " bersiaplah! " kataku sambil tersenyum lebar dan.. belum sampai semenit aku sudah sampai di UKS. Di UKS tak ada siapa-siapa. Aku langsung meletakkannya di atas kasur. Lalu, aku menyelimutinya
" Aku ambil obatnya dulu yaa.. " kataku sambil menuju tempat dimana ada obat-obat. Aku merasa di lihati oleh Hilda. Setelah mendapatkan obat yang tepat, aku mengambil air dan meminumkan obat dan air ke Hilda.
" baiklah.. aku harus kembali " kataku " semoga cepat sembuh " bisikku di telinga Hilda yang menurutku panas. Saat aku mulai beranjak pergi, dia menarik lengan bajuku. " setidaknya temani aku hingga tertidur " pintanya. Aku yang melihat itu tak tega. " baiklah " pasrahku.
Akupun tertidur di bangku tepat di sampinya. Sambil menggenggam tangah panasnya itu. Aku bersyukur karena bisa berpegangan tangan dengannya. Dan Berubo tidur di samping Hilda sambil memeluknya. Entah berapa lama aku melakukanya hingga ada seseorang yang masuk ke UKS.
" Oga! " katanya kaget dan dengan amarah di nadanya. " oh.. kau " kataku dengan sikap 'cool' ku. Dia sudah mulai geram. " sudahlah.. miki, kau sedang sakit bukan " dan.. terlihat juga anak aneh muncul. Duhh.. aku lupa namanya! ingatanku kurang bagus. " Sedang apa kau disini? " tanyanya sinis. Sudah sakit tetap aja sinis. Aku tak menjawab. Aku melihat Hilda sudah tertidur pulas. Akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke kelas. Lalu, aku membawa Berubo. Tapi sebelum itu..
" Oi! jangan sampai kau apa-apain Hilda yaa " pesanku pada Miki " hmph.. memang aku mau ngapain huh " jawabnya sinis. Bodo amat. Aku langsung meninggalkannya.
Tak lama masuk kelas, bel istirahat pun berbunyi. Saat aku berjalan di koridor menuju UKS, orang-orang melihatku! apa ini? bingung aku lama-lama. Lalu, aku melihat Furuichi sedang berlari. Aku medapatkan ide. Saat dia hampir mendekatiku, aku menghentikannya. " yo! " sapaku " O-oga.. "
" oi, sebenarnya apa yang terjadi? mengapa semua orang melihatku? " tanyaku pada Furuichi " i-itu.." katanya sambil terbata-bata dia menunjuk handphone-nya. Terlihat ada 2 foto. Dan aku melihat foto aku dan Hilda sedang berpegangan tangan! dan yang satunya Hilda yang sedang tertidur pulas dengan muka polos ala malaikat miliknya.
"... SIAPA YANG MENGIRIMKAN FOTO INI???!!! " geramku. Sial. " i-itu.. emm.. yang mengirim.. anggota Rokkisei.. " jawab Furuichi. Naiklah sudah amarahku. Aku langsung ke tempat mereka. Marah-marah. Menyuruh hapus foto itu, lalu pergi ke semua kelas untuk menyuruh menghapusnya. Hingga, aku melihat Hilda berdiri di sampingku saat aku ingin menyuruh kelasku ini menghapus fotonya.
" Kau sedang apa? " tanyanya
" T-tidak.. " jawabku. Entah mengapa dan bagaimana, salah satu dari mereka melihat Hilda! dia memberitahu yang lainnya, dan akhirnya kami kejar-kejaran. " Kalau kau ingin mendapatkannya, kalahkan aku dahulu " teriakku dengan mantap. Muka Hilda memerah.
Sampailah kami di atap. Aku megunci pintu menuju atap. Hilda masih bingung. Lalu, aku menceritakan apa yang terjadi. Kamipun mengobrol kecil-kecilan dan di baluti dengan tawa hingga..
~EndFlashBack~
Hah.. saatnya menyelamatkan Tuan Putri ku. Sebelum itu aku ambil Berubo dahulu darinya dan..
" Aku ambil princess-ku dulu yaa.. " kataku sambil mengangkat tubuh Hilda! dan menggendongnya ala Bridal Style dan belari dari kerumunan. Terlihat muka Hilda memerah. Lucunya~ aku berlari sampai pada Ishiyama Park.
" T-turunkan aku " pintanya. Untung saja sepi. Ya iyalah.. kan masih jamnya sekolah. Dengan ini berarti kami bolos. Tapi.. kami tak beruntung ternyata! mereka mengejar kami! memang Fans yang gila.
" Kau mau apa huh? " tanyaku sambil menyuruh Hilda untuk tidak ikut campur. " Kau bilang kalau mengalahkanmu.. kita bisa mendapatkan Hilda bukan? " kata salah seorang dari mereka. Sepertinya ketua Fansclub Hilda. Aku menelan ludah. " Baiklah.. " dia tampak mulai mengambil kuda-kuda. " Aku akan mendapatkannya! " katanya sambil memukulku. Aku menghadangnya. Dan aku memukul dia.. tapi.. eitsss.. aku berhenti tepat sebelum aku menonjok mukanya. Aku teringat janji dengan Hilda tadi. Dia bingung. Lalu, langsung memukulku. Aku hanya pasrah. Terlihat muka Hilda khawatir.
" S-Sudah Cukup!!!! " henti Hilda saat mereka mulai melihatku lemah. Beruntungnya aku ini. Dia berlari ke arahku lalu memelukku. Di depan Fansnya!! aku benar-benar beruntung! " Sudahlah.. dia tak bersalah " katanya sambil mempererat pelukannya. " Tch.. " itulah jawaban mereka lalu, meninggalkan kami.
" Kau ini.. " katanya sambil menaruh mukaku di atas pahanya dan menghadap ke wajah khawatir indahnya itu " jangan melakukan hal sebodoh itu " lanjutnya
" Aku.. menepati janji pada seorang wanita yang sangat cantik yang pernah aku temui " kataku dengan senyuman. Dia membalas senyumanku. " Bodoh " katanya lalu menciumku. Aku membalas menciumnya. Sungguh beruntungnya aku ini..
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Englis version tunggu dulu yaa.. kalau nggak di post hari ini, esok hari ok ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar